Kamis, 18 Juli 2019

SETIA MELAYANI BUKAN UNTUK DILAYANI
Musa menulis kitab kejadian sampai ulangan. Musa naik ke gunung sinai 40 hari 40 malam. Kemudian dia turun membawa 2 loh batu yg berisi10 perintah Allah,  saat ia turun dia mendapati umat israel bahkan bersama dengan harun melakukan perzinahan rohani, mereka tidak tahan menunggu Musa yg pergi selama 1 bulan lebih dengan membuat ana lembu emas.
Untuk tahu firman Allah semua orang sama. Belum tentu dg mengikuti sekolah teologia sehingga mahir alkitab. Karena firman Allah bukan pengetahuan semata tapi perlu penyingkapan oleh Allah sendiri. 66 kitab, 39 PL, 27 PB. Tuhan menulis dengan jemarinya 10 perintah Allah kemudian dipecahkan oleh Musa. Apakah Tuhan marah?  Tidak, Tuhan maha sabar, Dia tulis kembali 10 perintah pada loh batu yg baru. Meskipun dalam perjanjian Baru dikatakan bahwa hukum itu dituliskan pada loh hati kita.
Selama 40 hari 40 malam Musa tentu bukan hanya diberikan 10 perintah tetapi juga hal2 lain seperti ukuran2 dari tabernakel secara detail kepadanya. Tuhan banyak berbicara kepada Musa,  sementara itu umat israel ada dibawah kaki gunung sinai. Punya persekutuan yg berbeda, Musa dalam keintiman dg Tuhan sementara umat Israel penuh dg kelaliman, kecemaran. Tidak boleh, Gembala kita dalam hadirat Tuhan,  kita juga harus dalam hadirat Tuhan. Pemimpin ibadah penyembahan dalam hadirat Tuhan, kita sebahai jemaat juga harus dalam hadirat Tuhan.
Kalau seorang jemaat berkata "Bapak gembala doakan saya supaya masalah saya selesai, maka jemaat itu juga harus berdoa, tidak bisa hanya gembalanya saja yg berdoa. Bahkan jemaat pun harus mendoakan gembala juga. Harus saling mendoakan.
Tetapi Yosua tidak ikut dg orang Israel. Dia bersama dlm keintiman dg Musa. Kita semua harus menjadi jemaat yang benar yg hidup sama seperti Yesus, Yesus gembala kita yang agung, kita semua bahkan harus duduk di kaki Yesus. Jangan menjadi orang2 yg hidup dalam kepalsuan. Persembahan yang kita berikan digereja bukan untuk gembala kita agar kita dipuji, tapi persembahan untuk Tuhan kita. Jangan gembala kita suruh kita bersaksi melayani menginjil tapi kita tidak melakukan apa2, kecuali datang ke gereja. Perpuluhan yg kita berikan hanya 10%, 90% nya hidup kita juga harus kita berikan pada Tuhan.
Kita datang disini sama2 untuk melayani, jadi kita datang ke gereja dengan hati yg sungguh2 untuk melayani. Barulah pada saat ini saya yg melayani saudara2.
Hidup kita adalah hidup melayani. Kita harus berhenti untuk selalu mengkritisi kehidupan orang lain kalau hidup kita sendiri belum sepenuhnya hidup yg melayani Tuhan.
Melayani = Memberi Hidup Kepada Tuhan
“…..................Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!” (Yosua 24:15).Kata "beribadah"  muncul 7 kali di dalam Yosua 24:14-15, 3 kali pada ayat 14 dan 4 pada ayat 15.

Ketujuh kali pemunculan  kata itu merupakan terjemahan dari kata kerja Ibrani “Abad,” yang berarti “melayani”  atau “to serve.” Sebuah kata Ibrani biasanya terdiri dari 3 konsonan. Kata “abad” terdiri dari konsonan ayin, beth dan dalet.

Kata “abad” sangat bertalian erat dengan kata “ebed” (budak). Karena “ebed” pun terdiri dari ayin, beth dan dalet. Jadi apa itu “beribadah” (Abad)?. Beribadah adalah melayani sebagai seorang budak.

Ketika  saya  mengatakan melayani  berarti  memberikan hidup kita kepada Tuhan seperti seorang budak, anak kembar saya mengatakan: “Kok, hidupnya diberikan ?.  Berarti  mati, donk ?” Saya menjelaskan kepadanya: “ya, memberikan hidup” berarti  kita mati, tetapi tidak secara  jasmani.

Artinya, selama kita hidup di dunia, kita melakukan apa saja demi TUHAN. Mengapa demikian ?.  Karena hidup seorang budak bukan milik sendiri tetapi milik majikannya  dan majikan kita adalah TUHAN.

Ketika kita menetapkan  pilihan untuk melayani Tuhan berar ti kita harus berkomitmen bahwa dalam seluruh gerak aktivitas kita harus merupakan kegiatan demi Tuhan. Mengapa demikian?, karena kita milik-Nya, maka kita melakukan segala sesuatu demi Dia.

Paulus berkata: “Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah   Allah dengan tubuhmu!”  (1 Kor.  6:20). Perkataan Paulus ini dikatakan  kepada orang-orang di Korintus yang telah disucikan, dikuduskan dan dibenarkan dalam nama Yesus Kristus dan olehRoh Allah (1 Kor. 6:11), TETAPI mereka mengikatkan diri dengan percabulan  (1 Kor. 6:18).

Paulus melarang jemaat tersebut. Selain tubuh orang percaya adalah bait di mana Roh Allah tinggal (1 Kor. 6:19), tubuh ini telah dibeli dengan harga yang telah lunas dibayar.

Apa artinya “telah dibeli ?” Kata ini berasal dari kata Yunani “agoradzo,” sebuah istilah dalam perdagangan,  ketika seseorang membayar dengan harga ter tentu kepada seorang majikan untuk budaknya menjadi milik  kepunyaan si pembeli.

Budak itu sekarang menjadi milik  kepunyaan majikan yang baru. Seluruh hidup sang budak, gerak aktivitas yang dilakukan dengan tubuhnya harus mengerjakan apa yang dikehendaki majikan barunya.

Karena kita sebagai orang percaya telah dibeli dengan harga lunas dibayar, yaitu oleh pengorbanan Yesus Kristus, maka dengan segenap hidup kita hanya melakukan kehendak Allah, dan dalam bahasa Paulus “muliakan  Allah dengan tubuhmu.” 

Tidak hidup dalam penyembahan berhala, tidak hidup dalam percabulan,  tidak hidup dan bertekun dalam dosa, tetapi melayani, mengabdikan dan menghambakan  diri kita kepada Tuhan. Ajak keluarga kita, seperti komitmen Yosua: “Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN.”
Layanilah Tuhan dengan  hati yang penuh ucapan  syukur senantiasa

BERSYUKUR KEPADA ALLAH KALAU KITA SAAT INI BISA MELAYANI TUHAN DENGAN BERIBADAH MALAM INI. Karena kenyataannya banyak jemaat Tuhan yg diluar sana yang lebih kaya dari kita, lebih sehat dari kita, lebih sukses dari kita tetapi tidak punya waktu untuk beribadah kepada Tuhan.

APAKAH SETIA ITU.

Dalam senang.
Dalam susah.
Memelihara hubungan baik.
Setia dengan tulus.


Setia waktu senang. Ini tidak sulit, sebab hampir semua orang bisa setia waktu senang, sebab ini menguntungkan, baik dalam pekerjaan, dalam keluarga, dalam pelayanan dst. Ada beberapa pengecualian seperti suami atau istri yang dalam keadaan baik dan limpah, jadi tidak setia sebab ter-gila2 pada orang ke-3 atau karena dosa lain (misalnya occultisme, sebab iblis yang bekerja di belakangnya itu sangat kejam dan tidak setia).
Setia waktu susah. Ini jauh lebih sulit, tetapi orang yang setia itu akan tetap setia sekalipun dalam kesusahan Wah 2:10. Orang2 yang tidak setia dalam kesukaran akan mudah dan cepat memutuskan hubungan dengan Tuihan, padahal Tuhan tidak pernah salah. Sebab itu mengerti atau tidak mengerti dan apalagi kalau kita salah, kita harus tetap setia dan memperbaiki kesalahan2 itu sehingga hubungan baik itu terpelihara.
Musa adalah orang yang setia meskipun karena Tuhan ia mengalami begitu banyak kesusahan yang dahsyat Ibr 3:5.

Juga Timotius adalah orang yang setia dalam pelayanan kepada Paulus Pil 2:22. Apalagi Tuhan Yesus, sebagai Allah Ia setiawan, juga sebagai Tuhan di atas segala tuan, Dia adalah setiawan. Sebab itu kita juga harus menjadi orang yang setia istimewa kepada Tuhan dan kepada siapapun setia seperti yang tertulis dalam Alkitab yaitu seperti Kristus.

Memelihara hubungan baik. Petrus adalah orang yang setia kepada Putra manusia Yesus dan karena kesetiaannya ia justru mengharapkan bisa melepaskan Gurunya dari aniaya dan penderitaanNya Mat 16:22,23.
Tetapi apa yang didapat oleh Petrus? Dia dihardik sebagai iblis. Tentu Petrus terkejut dan pasti sedih. Tetapi heran Petrus tidak pergi dari Putra manusia Yesus sekalipun waktu itu ia tidak mengerti mengapa. Ia hanya tahu bahwa Dialah Kristus atau Mesias, Putra Allah yang hidup Mat 16:16. Pernyataan ini baru saja dikatakannya. Ia tidak mengerti mengapa ia diperlakukan demikian, padahal menurut dia sendiri, ia tidak berbuat salah. Tetapi meskipun tidak mengerti Petrus tidak pergi, tidak tersinggung, tidak menuruti perasaan hatinya yang mungkin kecewa (sebab dicintai, ditolong, diharapkan kebaikanNya, tetapi dimusuhi dan diusir!). Ia tetap memelihara kesetiaanNya, hubungan baik dengan Dia, sekalipun waktu itu semuanya terasa tidak enak.

Jangan dengan mudah memutuskan hubungan, akan banyak salah dan rugi atau celakanya, apalagi kalau hanya karena menuruti perasaan hati. Untung Petrus tidak mogok, tersinggung lalu lari pergi meninggalkanNya. Ia akan rugi besar sampai kekal.

Dengan Tuhan, apapun yang terjadi, mengerti atau tidak, meskipun se-olah2 dibiarkan dan “dibuang”, jangan kecewa, Tuhan tidak pernah salah Ay 34:12 tetap memelihara hubungan baik dan setia kepada Tuhan. Juga Sadrakh, Mesakh, dan Abednego mempunyai pendirian yang betul seperti ini, mereka tetap setia sampai mati. Dan 3:18. Jangan menyalahkan Tuhan, tetapi cari salahnya pada kita sendiri.
Juga pada orang2 beriman, saudara2 di dalam Tuhan dan keluarga, apalagi kalau kita tahu orang itu benar dan disertai Tuhan. Sebagai manusia, masih mungkin dia yang salah, tetapi tetap pelihara hubungan baik sambil terus berdoa minta pimpinan Roh Kudus. Tentu kita tidak mau diajak untuk hal2 yang dosa atau bertentangan dengan Firman Tuhan, tetapi meskipun perasaan hati tidak enak, tetap setia.
Kalau kita merasa tidak salah, ampuni dan terus berdoa, lebih2 dalam Roh dan tetap hidup benar, jangan bereaksi dosa, sambil terus tinggal dalam pimpinan Tuhan. Jusuf diperlakukan sangat tidak manusiawi, apalagi sebagai saudara kandung. Tetapi Yusuf belajar terus memelihara hubungan baik dan mengampuni. Tentu kita harus ekstra hati2 supaya tidak jadi korban karena kejahatan “saudara2” atau “orang2 di dekat kita”. Kalau kita hidup benar dan tinggal dalam pimpinan Roh Kudus, Dia sanggup melepaskan kita, seperti Daud yang tetap setia sekalipun Saul terlalu amat jahat kepadanya (sebab iri). Saul menombaknya dua kali dengan keras dan tepat! 1Sam 18:10-11. Tuhan melepaskan Daud, Dia sanggup, sebab mati hidup bukan ditentukan setan atau Saul tetapi oleh Tuhan. Istimewa kalau orang yang jahat diisi dengan roh setan maka perasaan hatinya jadi rusak atau terbalik dan berani berbuat yang sangat keji, ber-lebih2. Sebab itu Daud lari. Daud tetap setia pada Saul, Ia tidak membalas dan membunuhnya, tetapi ia lari melepaskan dirinya, dan Tuhan menyertai Daud. Daud lulus dan lolos dan meningkat lebih tinggi dalam pencobaan ini. Tetap setia tetapi cerdik Mat 10:16 minta pimpinan Roh Kudus sehingga kita penuh dengan hikmat dan kuasa Allah dan selalu aman dalam perlindungan Tuhan.
Setia dengan tulus di hadapan Tuhan. Kita bukan hanya setia dari luar, tetapi sampai dalam hati, tidak pura2, sebab Tuhan tahu sikap dan isi hati kita. Sebab itu, hati2 jangan sampai kita jatuh dalam dosa dari pencobaan yang kita hadapi. Orang yang hanya setia dari luar, akan mudah ber-sungut2 dan bicara jelek di belakang. Jangan mulut kita berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar